Ekonom CORE: TKA China Masuk untuk Bekerja, Kita Butuh Investasi
Polemik kedatangan ratusan warga negara asing (WNA) asal China ke Indonesia belum berakhir ditengah larangan mudik Lebaran masyarakat karena alasan demi menekan pandemi. Direktur Riset Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Piter Abdullah berpendapat, Indonesia sangat membutuhkan investasi untuk membuka lapangan pekerjaan untuk ribuan orang. Karenanya, dia meminta masyarakat memaklumi kedatangan ratusan TKA China yang tiba di Indonesia dalam beberapa gelombang tersebut.
"Investasi yang dilakukan China ataupun negara manapun, pasti ada syarat atau keinginan dari pemilik investasi (ketika investasi di Indonesia," ujar Piter saat dihubungi, Senin (10/4/2021). "Salah satunya mereka mempekerjakan tenaga kerja mereka, terutama untuk posisi yang strategis bagi mereka dalam rangka menjaga investasi mereka," sambungnya. Menurutnya, kondisi tersebut bukan masalah pemerintah Indonesia tidak lunya tenaga ahli di posisi yang ditempati warga negara China, tapi hal itu memang untuk kepentingannya.
"Kita harus menghargai atau menghormati kepentingan pemilik investasi, karena sekali lagi kita butuh investasi tersebut," ujarnya. Piter pun menyebut, adanya syarat beberapa pekerja berasal dari negara investor, juga dijalankan perusahaan Indonesia ketika investasi di luar negeri. "Negara lain juga melakukan hal yang sama ketika kita investasi di luar negeri. Kalau mereka membawa tenaga kerja 288 orang, saya yakin mereka mempekerjakan tenaga Indonesia ribuan orang," katanya.
Jika kedatangan warga negara China ditolak, kata Piter, potensi lapangan kerja untuk ribuan warga Indonesia dapat berpotensi menghilang. "Kecuali jika yang selalu mengkritisi TKA China tersebut, kemudian mengambil alih melakukan investasi Ddan kemudian membuka lapangan kerja untuk ribuan angkatan kerja kita," paparnya. "Jumlah TKA di Indonesia sesungguhnya sangat sedikit dibandingkan TKA yang bekerja di negara negara lain seperti Malaysia dan Itu mencerminkan investasi asing yang masuk ke negara negara tersebut," sambung Piter.
Sejak 4 Mei hingga 8 Mei 2021, atau sepekan ini sudah ada 288 WNA asal China masuk ke Indonesia dengan tiga gelombang. Gelombang pertama pada 4 Mei 2021, di mana saat itu ada 85 WNA asal China datang ke Indonesia melalui Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Tangerang, Banten. Mereka datang sekitar pukul 14.55 WIB dengan pesawat charter China Southern Airlines dari Shenzhen.
Selisih satu hari, pada 6 Mei 2021, sebanyak 46 WNA asal China masuk kembali ke Indonesia dengan pesawat Xiamen Air MF855 dari Fuzhou. Terakhir, pada 8 Mei 2021, pesawat Southern Airlines CZ 387 dari Guangzhou mendarat di Bandara Soeta pada pukul 05.00 WIB. Pesawat tersebut membawa 160 penumpang dengan rincian, 157 warga negara China dan 3 warga negara Indonesia.
Direktur Jenderal Imigrasi Kementerian Hukum dan HAM, Jhoni Ginting mengatakan, seluruh WNA asal China yang datang ke Indonesia pada Sabtu (8/5/2021) telah memenuhi aturan keimigrasian dengan jenis visa dan kegiatan yang sesuai Peraturan Menkumham Nomor 26 Tahun 2020 yaitu untuk kegiatan bekerja, bukan kunjungan wisata. "Seluruh WNA telah mengantongi rekomendasi dari instansi yang berwenang," kata Jhoni dalam keterangannya, Sabtu (8/5/2021).